Hubungan arus dengan aktifitas ikan
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan mancing yaitu arus, arus sangat mempengaruhi agresifitas ikan dalam mencari makanan, dimana terkadang pada kondisi tertentu ikan sangat sedikit sekali melakukan aktifitas mencari makan atau sebaliknya, begitu juga saat kita mancing pada kondisi arus sangat kuat tentunya akan sangat menyulitkan kita untuk menempatkan umpan pada titik spot yang tepat.
Lalu bagaimana hubungan arus dengan aktifitas ikan itu sendiri ???
Arus merupakan kejadian alam berupa pergerakan masa air dari suatu tempat ketempat lain, arus di pengaruhi oleh beberapa faktor baik itu arus permukaan air, arus bawah bahkan arus yang terjadi pada muara sungai atau teluk.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya arus antara lain :
- Bentuk topograpi dan kontur dasar laut
Bentuk topograpi dan kontur dasar laut dan pulau disekitarnya setiap tempat berbeda, hal ini akan mengacu pada perubahan arus di beberapa tempat terkadang berbeda. Seperti misalnya arus di Gosong pasir mungkin akan berbeda dengan arus di Sea mount Reef lampung dalam waktu yang bersamaan.
- Gaya coriolis dan arus Ekman gaya coriolis merupakan kemampuan membelokan arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi, perubahan arus tersebut mengarah ke bumi bagian utara atau sebaliknya, gaya coriolis juga mempengaruhi massa air laut, dimana gaya coriolis akan membelokan arus dari arah yang lurus, dan menimbulkan perubahan secara komplek sesuai dengan kedalaman masing masing perairan.
Arus ekman di pengaruhi oleh tiupan angin di permukaan air, yang membangkitkan timbulnya arus permukaan dalam kisaran 2% dari kecepatan angin. Kekuatan arus akibat pengaruh angin ini juga akan berkurang mengikuti kedalaman setiap tempat, semakin dalam suatu tempat, angin semakin tidak berpengaruh terhadap arus air, ketika semakin lemah pengaruh angin terhadap arus maka perubahan arus akibat gaya coriolis akan semakin meningkat. Sehingga akan terjadi kondisi perbedaan di mana arus bawah di lapisan laut dalam akan semakin di belokan oleh gaya coriolis sehingga terjadi perbedaan arah dan kecepatan arus permukaan dengan arus bawah laut.
- Perbedaan densitas dan upwelling
Densitas merupakan parameter terpenting dalam ilmu oceanografi, perbedaan densitas yang kecil secara horizontal mampu menimbulkan terjadinya arus yang cukup kuat, misalnya perbedaan panas permukaan air laut yang terjadi pada suatu tempat. Sedangkan upwelling merupakan pergerakan air bawah laut yang memiliki masa jenis lebih besar dengan suhu yang lebih dingin akan naik ke permukaan yang di sebabkan oleh kekosongan air permukaan yang lebih hangat akibat terdorong oleh angin.
Berdasarkan Kedalamannya arus di bagi menjadi 2 antara lain
- Arus permukaan yang terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan yang di pengaruhi oleh pola sebaran angin
- Arus bawah (arus dalam) terjadi jauh di dasar lapisan air yang membawa masa air yang di pengaruhi oleh salinitas air ataj pergerakan masa dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Arus sangat mempengaruhi aktifitas dan keberadaan ikan, arus akan mengalihkan telur dan anak ikan palagis dari tempat pemijahan ke tempat pembesaran sekaligus sebagai tempat mencari makan.
Beberapa teori mengenai hubungan arus dengan aktifitas ikan antara lain :
-Lavastu dan Hayes (1981)
Migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi ikan dan sebagai bentuk rute alami, tingkah laku ikan dapat disebabkan arus, khususnya arus akibat pasang surut, arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan.
- Reedy (1993)
Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus (ikan selalu memposisikan diri pada kepala arus).
Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada pada organisme yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus.
Reedy (1993)
Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada pada tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddies (melalui rantai makanan).
Upwelling yaitu fenomena akibat terjadinya kekosongan air dipermukaan laut akibat tiupan angin dan diganti air bawah laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak ke permukaan, yang membawa nutrisi yang sangat di butuhkan oleh fitoplankton di dekat permukaan laut sehingga memperkaya biomassa di kawasan tersebut. Terjadinya upwelling akan menarik perhatian ikan ikan untuk berada di sekitar tempat tersebut karena ketersediaan makanan yang melimpah serta terjadinya konsetrasi klorofil pada daerah tersebut. Proses terjadinya upwelling bisa di tandai dengan rendahnya temperatur air laut dibawah 28 derajat celcius.
Menurut Barnes (1988), proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk :
1. Pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke permukaan.
2. Ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena adanya divergensi pada perairan laut tersebut.
3. Upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa air di bawahnya.
Upwelling berpengaruh langsung terhadap meningkatnya hasil perikanan pada suatu daerah tertentu dimana kejadian upwelling akan membawa nutrisi berupa fosfat dan nitrat dan fitoplankton yang merupakan pakan alami ikan, kejadian upwelling pada daerah daerah tertentu di Indonesia juga berbeda beda antara lain disebabkan oleh keadaan kontur dasar perairan laut Indonesia yang sangat beragam hal ini dipengaruhi karena adanya banyak pulau, penyempitan atau pelebaran selat dan juga banyak terdapatnya sill (dataran lembah yang mencuat) di mulut cekungan laut.
Daerah yang sering mengalami kejadian upwelling di Indonesia bagian timur seperti laut Banda, laut Arafura dan laut Maluku.
3 jenis upwelling menurut waktu kejadiannya.
- Upwelling tetap
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah
Yang bisa terjadi sepanjang tahun.
- Upwelling berkala
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah yang terjadi pada musim tertentu saja.
- Upwelling silih berganti
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah yang bergantian dengan terjadinya proses downwelling. Downwelling sendiri merupakan kebalikan dari upwelling baik dari segi proses maupun akibat yang di timbulkannya.
Efek negative dari terjadinya upwelling
Akibat terjadinya upwelling tetap pada suatu daerah tertentu yang bisa di identifikasi oleh nelayan dan pencari ikan, akan sangat ditakutkan terjadi penangkapan ikan besar besaran dan berlebihan sehingga akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan mempengaruhi tingkat produktifitas laut di masa mendatang.
Sekian semoga bermanfaat.
(sumber http://aldriyanus.blogspot.co.id)
- Arus permukaan yang terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan yang di pengaruhi oleh pola sebaran angin
- Arus bawah (arus dalam) terjadi jauh di dasar lapisan air yang membawa masa air yang di pengaruhi oleh salinitas air ataj pergerakan masa dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Arus sangat mempengaruhi aktifitas dan keberadaan ikan, arus akan mengalihkan telur dan anak ikan palagis dari tempat pemijahan ke tempat pembesaran sekaligus sebagai tempat mencari makan.
Beberapa teori mengenai hubungan arus dengan aktifitas ikan antara lain :
-Lavastu dan Hayes (1981)
Migrasi ikan-ikan dewasa disebabkan arus, sebagai alat orientasi ikan dan sebagai bentuk rute alami, tingkah laku ikan dapat disebabkan arus, khususnya arus akibat pasang surut, arus secara langsung dapat mempengaruhi distribusi ikan-ikan dewasa dan secara tidak langsung mempengaruhi pengelompokan makanan.
- Reedy (1993)
Ikan bereaksi secara langsung terhadap perubahan lingkungan yang dipengaruhi oleh arus dengan mengarahkan dirinya secara langsung pada arus (ikan selalu memposisikan diri pada kepala arus).
Arus tampak jelas dalam organ mechanoreceptor yang terletak garis mendatar pada tubuh ikan. Mechanoreceptor adalah reseptor yang ada pada organisme yang mampu memberikan informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau tekanan. Biasanya gerakan ikan selalu mengarah menuju arus.
Reedy (1993)
Fishing ground yang paling baik biasanya terletak pada daerah batas antara dua arus atau di daerah upwelling dan divergensi. Batas arus (konvergensi dan divergensi) dan kondisi oseanografi dinamis yang lain (seperti eddies), berfungsi tidak hanya sebagai perbatasan distribusi lingkungan bagi ikan, tetapi juga menyebabkan pengumpulan ikan pada kondisi ini. Pengumpulan ikan-ikan yang penting secara komersil biasanya berada pada tengah-tengah arus eddies. Akumulasi plankton, telur ikan juga berada di tengah-tengah antisiklon eddies. Pengumpulan ini bisa berkaitan dengan pengumpulan ikan dewasa dalam arus eddies (melalui rantai makanan).
Upwelling dan pengaruhnya terhadap keberadaan ikan
Proses upwelling |
Upwelling yaitu fenomena akibat terjadinya kekosongan air dipermukaan laut akibat tiupan angin dan diganti air bawah laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak ke permukaan, yang membawa nutrisi yang sangat di butuhkan oleh fitoplankton di dekat permukaan laut sehingga memperkaya biomassa di kawasan tersebut. Terjadinya upwelling akan menarik perhatian ikan ikan untuk berada di sekitar tempat tersebut karena ketersediaan makanan yang melimpah serta terjadinya konsetrasi klorofil pada daerah tersebut. Proses terjadinya upwelling bisa di tandai dengan rendahnya temperatur air laut dibawah 28 derajat celcius.
Menurut Barnes (1988), proses upwelling ini dapat terjadi dalam tiga bentuk :
1. Pada waktu arus dalam (deep current) bertemu dengan rintangan seperti mid-ocean ridge (suatu sistem ridge bagian tengah lautan) di mana arus tersebut dibelokkan ke atas dan selanjutnya air mengalir deras ke permukaan.
2. Ketika dua massa air bergerak berdampingan, misalnya saat massa air yang di utara di bawah pengaruh gaya coriolis dan massa air di selatan ekuator bergerak ke selatan di bawah pengaruh gaya coriolis juga, keadaan tersebut akan menimbulkan “ruang kosong” pada lapisan di bawahnya. Kedalaman di mana massa air itu naik tergantung pada jumlah massa air permukaan yang bergerak ke sisi ruang kosong tersebut dengan kecepatan arusnya. Hal ini terjadi karena adanya divergensi pada perairan laut tersebut.
3. Upwelling dapat pula disebabkan oleh arus yang menjauhi pantai akibat tiupan angin darat yang terus-menerus selama beberapa waktu. Arus ini membawa massa air permukaan pantai ke laut lepas yang mengakibatkan ruang kosong di daerah pantai yang kemudian diisi dengan massa air di bawahnya.
Upwelling berpengaruh langsung terhadap meningkatnya hasil perikanan pada suatu daerah tertentu dimana kejadian upwelling akan membawa nutrisi berupa fosfat dan nitrat dan fitoplankton yang merupakan pakan alami ikan, kejadian upwelling pada daerah daerah tertentu di Indonesia juga berbeda beda antara lain disebabkan oleh keadaan kontur dasar perairan laut Indonesia yang sangat beragam hal ini dipengaruhi karena adanya banyak pulau, penyempitan atau pelebaran selat dan juga banyak terdapatnya sill (dataran lembah yang mencuat) di mulut cekungan laut.
Daerah yang sering mengalami kejadian upwelling di Indonesia bagian timur seperti laut Banda, laut Arafura dan laut Maluku.
3 jenis upwelling menurut waktu kejadiannya.
- Upwelling tetap
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah
Yang bisa terjadi sepanjang tahun.
- Upwelling berkala
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah yang terjadi pada musim tertentu saja.
- Upwelling silih berganti
Yaitu kejadian upwelling pada suatu daerah yang bergantian dengan terjadinya proses downwelling. Downwelling sendiri merupakan kebalikan dari upwelling baik dari segi proses maupun akibat yang di timbulkannya.
Efek negative dari terjadinya upwelling
Akibat terjadinya upwelling tetap pada suatu daerah tertentu yang bisa di identifikasi oleh nelayan dan pencari ikan, akan sangat ditakutkan terjadi penangkapan ikan besar besaran dan berlebihan sehingga akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan mempengaruhi tingkat produktifitas laut di masa mendatang.
Sekian semoga bermanfaat.
(sumber http://aldriyanus.blogspot.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar